Minggu, 23 Juni 2013

Rasulullah dan Strategi Cetak Biru

 Auzai Mahfudz Ashirun

Seperti yang kita saksikan belakangan ini, suatu tuduhan kepada Islam bahwa "Islam is terorism",  dan juga beberapa pihak barat yang sengaja memojokkan Islam sampai ke negara kita tercinta, tuduhan itu diberikan. Akhirnya setelah peristiwa Bali, Marriot, kedutaan Australia dll. Terpaksa menyudutkan kita umumnya kalangan Islam dan khususnya pondok pesantren. Karena sebagian besar pondok pesantren di Indonesia adalah NU, ikutlah tercemar nama NU. Sampai kabar terakhir ini para santri akan dimintai sidik jarinya, dan masuknya intelejen negara (BIN) untuk memata-matai gerakan pondok pesantren di Indonesia. 

Lalu bagaimana Rasulullah berintelejen?


1. Intelejen

Dalam kitab "al Bidayah wa an Nihayah" ibnu katsir menuturkan bahwa Islam mengenal dunia intelejen sudah sejak 14 abad yang lalu, setelah Muhammad menjadi Rasul, meskipun teknologinya lebih maju sekarang, akan tetapi akhlak intelejen Muhammadj auh lebih baik.

Pada bulan Jumadil Akhir 1424 M seorang sahabat bernama Abdullah bin Jaish bersama 12 orang Muhajirin dikirim Rasulullah untuk menjadi intelejen, memata-matai musuh. Rasulullah memberi surat kepada Abdullah agar jangan dibaca kecuali setelah dua hari perjalanan. Setelah dua hari perjalanan Abdullah bin jaish pun membuka surat itu yang berisi; "berangkatlah menuju Nikhlah -antara Makkah dan Thoif, intailah keadaan orang Quraisy di sana dan laporkan kepada kami", setelah membaca surat Rasul, Abdullah bin Jaish langsung berujar kepada sahabat yang lain, "Rasulullah telah memerintahkan kita untuk memata-matai. Sekarang siapa yang mau jadi pahlawan syahid teruslah berjalan denganku, dan yang tidak menyukai hal ini pulanglah!".

Juga terjadi pada pembebasan kota Makkah dan kafir Quraisy, nabi Muhammad berencana akan mengerahkan 10.000 tentara muslim, untuk melancarkan serangan mendadak. Kemudian Rasulullah mengirim intelejen ke Makkah untuk mengacaukan informasi pada musuh agar mereka tidak mengerti bahwa Islam akan membawa pasukan yang banyak dengan serangan mendadak. Untuk kerahasiaan dan kepentingan intelejen militer, Rasulullah mengadakan rapat rahasia dengan Aisyah dan Abu Bakar. Lalu keesokan harinya orang-orang Islam pun datang dan Qurasy kalang kabut.

Bedanya Muhammad dan intelejennya berakhlak mulia tidak seperti intelejen sekarang, CIA dan BIN yang tak segan memfitnah musuh bahkan membunuhnya dan merekayasa berita.


2. Misi Rahasia

Ibnu Hajr al Asqolani mengatakan: "Rasulullah pernah mengadakan intelejen dan misi rahasia ke pasukan musuh. Seorang sahabat bernama "Abdullan bin Anis" dikirim untuk menyusup kedalam pusat kekuatan musuh. Sasaran utamanya adalah Bani Lihyan dari kabilah Huzail yang dipimpin oleh Khalid bin Sufyan al Hudzaily. Misi ini diadakan karena Muhammad SAW telah mendengar bahwa Khalid bin Sufyan telah menyusun kekuatan untuk menghancurkan Islam yang dipusatkan di daerah Uranah. Karena itu Rasulullah mengutus intel Abdullah bin Anis untuk membenarkan kabar ini.

Setelah Abdullah berangkat, tak sengaja di jalan bertemu dengan Khlaid bin Sufyan dengan bebarapa wanita dan pasukannya, lalu ia ditanya, "siapakah kau wahai anak muda?" Abdullah menjawab: "saya adalah orang Arab sepertimu. Saya mendengar bahwa kamu telah menyiapkan kekuatan untuk menghancurkan Islam, izinkanlah saya untuk bergabung bersamamu", tak berfikir panjang Khalid langsung menjawab: "iya, dan silahkan kau bergabung". Di satu waktu Khalid terpisah dari pasukannya sedang sendiri, Abdullah menganggap ini adalah kesempatan emas, langsung dia menghujamkan pedangnya dan matilah Khalid. Maka gentarlah pasukannya dan membatalkan rencana untuk menyerang karena ketua mereka telah mati.


3. Provokasi dan Tipuan

Didalam Tarikhul Baghdad -The History of Baghdad dikisahkan, Rasulullah pernah melakukan propaganda dalam melemahkan kekuatan musuh. Yaitu Nu'aim bin Mas'ud yang mengobok-obok pasukan kafir juga tipuan yang dibuat waktu itu. Orang-orang kafir ingin menyerang Islam di malam hari di Marru Zahran, markas Rasulullah dan tentaranya menyalakan obor obor 10.000 api yang memberi cahaya yang sangat besar di malam itu. Akhirnya terlihat musuh dari kejauhan, sampai Abu Sufyan pun berkata: "belum pernah saya melihat malam terbakar seperti ini, alam belum pernah saya melihat pasukan seperti ini". Akhirnya kafir menciut nyalinya dan serangan batal.


Nah itulah Rasulullah sang panglima intelejen sejati. Karena itu intelejen sekarang harus meniru intel-intelnya Rasulullah, jangan menghalalkan segala cara dalam misi tertentu. Santunlah seperti intelnya Rasulullah. Malah kita tak sadar telah ditipu untuk memata-matai rakyat sendiri. Apalagi dikalangan pesantren dan kalangan NU yang kita semua anti teroris kok malah kita yang dikejar membabi buta. Dan mudah-mudahan Indonesia akan lebih aman, damai dan sejahtera, amin.


Editor : Muhamad Tajul Mafachir