Auzai Mahfudz Ashirun
Seperti yang kita saksikan belakangan ini, suatu tuduhan kepada Islam bahwa "Islam
is terorism", dan juga beberapa
pihak barat yang sengaja memojokkan Islam sampai ke negara kita tercinta,
tuduhan itu diberikan. Akhirnya setelah peristiwa Bali, Marriot, kedutaan
Australia dll. Terpaksa menyudutkan kita umumnya kalangan Islam dan khususnya
pondok pesantren. Karena sebagian besar pondok pesantren di Indonesia adalah
NU, ikutlah tercemar nama NU. Sampai kabar terakhir ini para santri akan
dimintai sidik jarinya, dan masuknya intelejen negara (BIN) untuk memata-matai
gerakan pondok pesantren di Indonesia.
Lalu bagaimana Rasulullah berintelejen?
1.
Intelejen
Dalam
kitab "al Bidayah wa an Nihayah" ibnu katsir menuturkan bahwa Islam
mengenal dunia intelejen sudah sejak 14 abad yang lalu, setelah Muhammad menjadi
Rasul, meskipun teknologinya lebih maju sekarang, akan tetapi akhlak intelejen
Muhammadj auh lebih baik.
Pada
bulan Jumadil Akhir 1424 M seorang sahabat bernama Abdullah bin Jaish bersama
12 orang Muhajirin dikirim Rasulullah untuk menjadi intelejen, memata-matai
musuh. Rasulullah memberi surat kepada Abdullah agar jangan dibaca kecuali setelah dua hari perjalanan. Setelah dua hari perjalanan Abdullah bin jaish pun
membuka surat itu yang berisi; "berangkatlah menuju Nikhlah -antara Makkah
dan Thoif, intailah keadaan orang Quraisy di sana dan laporkan kepada
kami", setelah membaca surat Rasul, Abdullah bin Jaish langsung berujar
kepada sahabat yang lain, "Rasulullah telah memerintahkan kita untuk
memata-matai. Sekarang siapa yang mau jadi pahlawan syahid teruslah berjalan
denganku, dan yang tidak menyukai hal ini pulanglah!".
Juga
terjadi pada pembebasan kota Makkah dan kafir Quraisy, nabi Muhammad berencana
akan mengerahkan 10.000 tentara muslim, untuk melancarkan serangan mendadak.
Kemudian Rasulullah mengirim intelejen ke Makkah untuk mengacaukan informasi
pada musuh agar mereka tidak mengerti bahwa Islam akan membawa pasukan yang
banyak dengan serangan mendadak. Untuk kerahasiaan dan kepentingan intelejen
militer, Rasulullah mengadakan rapat rahasia dengan Aisyah dan Abu Bakar. Lalu
keesokan harinya orang-orang Islam pun datang dan Qurasy kalang kabut.
Bedanya
Muhammad dan intelejennya berakhlak mulia tidak seperti intelejen sekarang, CIA
dan BIN yang tak segan memfitnah musuh bahkan membunuhnya dan merekayasa
berita.
2.
Misi Rahasia
Ibnu
Hajr al Asqolani mengatakan: "Rasulullah pernah mengadakan intelejen dan
misi rahasia ke pasukan musuh. Seorang sahabat bernama "Abdullan bin
Anis" dikirim untuk menyusup kedalam pusat kekuatan musuh. Sasaran
utamanya adalah Bani Lihyan dari kabilah Huzail yang dipimpin oleh Khalid bin
Sufyan al Hudzaily. Misi ini diadakan karena Muhammad SAW telah mendengar bahwa
Khalid bin Sufyan telah menyusun kekuatan untuk menghancurkan Islam yang
dipusatkan di daerah Uranah. Karena itu Rasulullah mengutus intel Abdullah bin
Anis untuk membenarkan kabar ini.
Setelah
Abdullah berangkat, tak sengaja di jalan bertemu dengan Khlaid bin Sufyan
dengan bebarapa wanita dan pasukannya, lalu ia ditanya, "siapakah kau
wahai anak muda?" Abdullah menjawab: "saya adalah orang Arab
sepertimu. Saya mendengar bahwa kamu telah menyiapkan kekuatan untuk
menghancurkan Islam, izinkanlah saya untuk bergabung bersamamu", tak
berfikir panjang Khalid langsung menjawab: "iya, dan silahkan kau
bergabung". Di satu waktu Khalid terpisah dari pasukannya sedang sendiri,
Abdullah menganggap ini adalah kesempatan emas, langsung dia menghujamkan
pedangnya dan matilah Khalid. Maka gentarlah pasukannya dan membatalkan rencana untuk menyerang karena ketua mereka telah mati.
3.
Provokasi dan Tipuan
Didalam Tarikhul Baghdad -The History of Baghdad dikisahkan, Rasulullah pernah melakukan propaganda dalam
melemahkan kekuatan musuh. Yaitu Nu'aim bin Mas'ud yang mengobok-obok pasukan
kafir juga tipuan yang dibuat waktu itu. Orang-orang kafir ingin menyerang
Islam di malam hari di Marru Zahran, markas Rasulullah dan tentaranya
menyalakan obor obor 10.000 api yang memberi cahaya yang sangat besar di malam
itu. Akhirnya terlihat musuh dari kejauhan, sampai Abu Sufyan pun berkata:
"belum pernah saya melihat malam terbakar seperti ini, alam belum pernah
saya melihat pasukan seperti ini". Akhirnya kafir menciut nyalinya dan
serangan batal.
Nah
itulah Rasulullah sang panglima intelejen sejati. Karena itu intelejen sekarang
harus meniru intel-intelnya Rasulullah, jangan menghalalkan segala cara dalam
misi tertentu. Santunlah seperti intelnya Rasulullah. Malah kita tak sadar
telah ditipu untuk memata-matai rakyat sendiri. Apalagi dikalangan pesantren
dan kalangan NU yang kita semua anti teroris kok malah kita yang dikejar
membabi buta. Dan mudah-mudahan Indonesia akan lebih aman, damai dan sejahtera,
amin.
Editor : Muhamad Tajul Mafachir