Rabu, 03 Agustus 2011

Sudan Selatan jadi Negara Termuda

JUBA (RP) - Warga Sudan Selatan merayakan momen bersejarah setelah negeri mereka secara resmi tercatat sebagai negara termuda di dunia. Mereka pun pesta dan berdoa demi masa depan negeri mereka yang baru berpisah dengan Sudan Utara dalam referendum yang dihelat pada Januari lalu.


Kini, warga di sana memulai tugas berat untuk membangun bangsa (nation building). "Itu adalah pekerjaan yang sangat besar dan berat. Tetapi, kami siap membuat dan ingin ibu kota kami terlihat kian cantik," ujar John Goi Deng, seorang tokoh pemuda, sambil melihat ribuan bendera kertas dan botol dari plastik yang memenuhi area Lapangan Pembebasan, Juba, tempat perayaan pesta pada Sabtu (9/7) waktu setempat atau kemarin pagi WIB (10/7).

Sejumlah pemuda dengan sukarela mengumpulkan sampah dari lapangan yang dijubeli ribuan warga malam sebelumnya. Saat itu, mereka menyaksikan proklamasi kemerdekaan dan pengibaran bendera nasional Sudan Selatan. "Ini titik awal pembangunan negeri ini. Bersihkan dulu, baru pembangunan bisa dilakukan," terang Deng.

PBB secara resmi telah mengakui dan menyatakan Sudan Selatan sebagai negara baru. Tantangan yang akan dihadapi negara miskin akibat sengketa tersebut adalah konflik dengan pemberontak selatan maupun suksesi pemerintahan baru.

"Kegembiraan di tengah kemerdekaan jelas akan terganggu oleh masalah seperti di selatan dan utara (pemberontakan)," terang Zach Vertin, analis Sudan di International Crisis Group.

Selama ini Sudan terpecah menjadi wilayah utara dengan mayoritas penduduk beragama Islam serta wilayah utara yang penduduknya beretnis Afrika dan umumnya beragama Kristen. Lebih dari satu dekade warga di dua wilayah tersebut sering bertikai akibat perbedaan latar belakang mereka.

Untuk menyelesaikan konflik, pada 9 Januari lalu diadakan referendum yang menentukan masa depan Sudan Selatan. Hasilnya, ternyata mayoritas warga mendukung pemisahan selatan dari utara. (AFP/cak/dwi)