Jumat, 25 November 2011

Benarkah RUH itu Makhluk Sendiri?

Ibnu Zakariya (w. 395 H / 1004 M) menjelaskan bahwa kata al-ruh dan semua kata yang memiliki kata aslinya terdiri dari huruf ra, wawu, ha; mempunyai arti dasar besar, luas dan asli. Makna itu mengisyaratkan bahwa al-ruh merupakan sesuatu yang agung, besar dan mulia, baik nilai maupun kedudukannya dalam diri manusia.

Diantaranya makna kata Ar Ruh adalah :Seperti halnya dalam surat Al-Qadr ayat 4

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

artinya Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Didalam ayat ke-4 yang berbunyi “Tanajjalul malaaaikatu warruuhu fiihaa” dimana kata “warruuhu” diterjemahkan sebagai Jibril. Bukankah Jibril adalah malaikat namun kenapa dalam ayat tersebut Jibril disebutkan secara khusus. Dalam ilmu tafsir diterangkan bahwa menyebut yang khusus setelah yang umum, menunjukkan bahwa yang khusus tadi mempunyai keistimewaan yang harus diperhatikan. Sehingga jibril yang berada di tengah-tengah malaikat adalah yang terdepan, Jibril sebagai pemimpin para malaikat.
Seperti dalam firman Allah swt surat Annisa ayat 171

إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ

Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Kalimat Dan ruh darinya maksud-nya Isa as. Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa nabi Isa as disebut Ruh? Diantara mukjizat Nabi Isa as selain menyembuhkan orang sakit yaitu Nabi Isa as mempunyai mukjizat mampu menghidupkan orang yang sudah mati, yang tentunya atas ijin Allah swt. Maka Nabi Isa as disebut Ruh, karena seolah-olah Nabi Isa bisa menghadirkan kembali ruh orang yang sudah meninggal. Pada dasarnya, jika seseorang meninggal dunia maka ruh orang tersebut pergi dari jasad-nya. Seperti halnya jika seseorang tidur, maka dalam keadaan tidur itu ruhnya sedang pergi dari jasadnya. Dan ketika bangun, ruhnya telah kembali ke jasadnya. Seperti halnya dalam surat Asy-Syuura (42) ayat 52

وكذلك أوحينا إليك روحا من أمرنا

artinya “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Kenapa Al Quran disebut sebagai Ruh? Karena Al Quran adalah pedoman kehidupan yang hakiki untuk umat manusia, terutama di akhirat nanti. Sehingga seseorang yang hidup bersama Al Quran, membaca, mendengar, merenungi, memahami, manghafalkan dan mendakwakan Al Quran maka orang tersebut akan mendapatkan kehidupan yang hakiki.

seperti dalam firman Allah surat Al-isra ayat 85

ويسئلونك عن الروح قل الروح من أمر ربي

" Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku. Seseorang yang masih bernafas dan bergerak maka orang tersebut masih ada ruh-nya. Kata nafas dan ruh dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai nyawa, yang artinya bahwa seseorang masih hidup kalau orang tersebut ada nyawanya. Dan kita tidak mengetahui seperti apa wujud/bentuk dari nyawa tersebut.

Manusia terdiri dari ruh dan jasad, karenanya Allah Swt menundukkan keduanya secara keseluruhan, baik ketika di mahsyar, diberi pahala maupun disiksa. Ahli hakikat dari kalangan ahli sunnah berbeda pandangan soal ruh.

Ada yang berpendapat, ruh adalah kehidupan, yang lain berpandangan ruh adalah kenyataan yang ada dalam hati, yang bernuansa lembut. Allah Swt menjalankan kebiasaan makhluk dengan menciptan kehidupan dalam hati, sepanjang arwahnya menempel di badan. Manusia hidup dengan sifat kehidupan, tetapi arwah selalu di cetak di dalam hati dan bisa naik ketika tidur dan terpisah dengan badan, kemudian kembali kepada-Nya.

Al-Raqib al-Asfahaniy (w. 503 H / 1108 M), menyatakan di antara makna al-Ruh adalah al-Nafs (jiwa manusia). Makna disini adalah dalam arti aspek atau dimensi, yaitu bahwa sebagian aspek atau dimensi jiwa manusia adalah al-ruh.

Nyawa (ruh) menurut al-Ghazali mengandung dua pengertian, pertama : tubuh halus (jisim lathif). Sumbernya itu lubang hati yang bertubuh. Lalu bertebar dengan perantaraan urat-urat yang memanjang ke segala bagian tubuh yang lain. Mengalirnya dalam tubuh, membanjirnya cahaya hidup, perasaan, penglihatan, pendengaran, dan penciuman dari padanya kepada anggota-anggotanya itu, menyerupai membanjirnya cahaya dari lampu yang berkeliling pada sudut-sudut rumah. Sesungguhnya cahaya itu tidak sampai kepada sebagian dari rumah, melainkan terus disinarinya dan hidup itu adalah seperti cahaya yang kena pada dinding. Dan nyawa itu adalah seperti lampu. Berjalannya nyawa dan bergeraknya pada batin adalah seperti bergeraknya lampu pada sudut-sudut rumah, dengan digerakkan oleh penggeraknya.

Pengertian kedua yaitu yang halus dari manusia, yang mengetahui dan yang merasa. Dan itulah tentang salah satu pengertian hati, serta itulah yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala dengan firman-Nya

ويسئلونك عن الروح قل الروح من أمر ربي

Dan itu adalah urusan ketuhanan yang menakjubkan, yang melemahkan kebanyakan akal dan paham dari pada mengetahui hakikatnya.

Dengan adanya al-ruh dalam diri manusia menyebabkan manusia menjadi makhluk yang istimewa, unik, dan mulia. Inilah yang disebut sebagai khayalan akhar, yaitu makhluk yang istimewa yang berbeda dengan makhluk lainnya. Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam QS. Al-Mu’minun : 14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata bahwa :Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya setiap kamu dibentuk di perut ibunya selama 40 hari, kemudian berbentuk ‘alaqah seperti itu juga, kemudian menjadi mudhghah seperti itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan menetapkan 4 masalah {HR.Bukhari, Ibnu Majah, At-Tirmizy}

Karakteristik al-Ruh

Mengenai ruh ada beberapa karakteristik, antara lain :

1.Ruh berasal dari Tuhan, dan bukan berasal dari tanah / bumi
2.Ruh adalah unik, tak sama dengan akal budi, jasmani dan jiwa manusia.Ruh yang berasal dari Allah itu merupakan sarana pokok untuk munajat kehadirat-Nya
3.Ruh tetap hidup sekalipun kita tidur / tak sadar
4.Ruh dapat menjadi kotor dengan dosa dan noda, tapi dapat pula dibersihkan menjadi suci dengan dzikir dan doa
5. Ruh karena sangat lembut dan halusnya mengambil “wujud” serupa “wadah”nya, parallel dengan zat cair, gas dan cahaya yang “bentuk”-nya serupa tempat ia berada.
6. Ruh butuh makanan bathin.